Rabu, 26 Januari 2011

Misteri Penyaliban Kristus

Kisah-kisah tentang Yesus selalu mengundang begitu banyak kontroversi antara keimanan absolut (tidak mempertanyakan kebenaran sama sekali) dengan pembuktian ilmiah dari para sarjana. Tradisi kekristenan menjadi sebuah bidang sejarah yang selalu menarik untuk dibuktikan kebenaran-kebenarannya. Hal ini dikarenakan banyak sarjana menganggap kisah-kisah dalam Perjanjian Baru terasa begitu tidak masuk akal dan bertentangan antara satu naskah dengan naskah lainnya. Salah satu kontroversi yang berkembang adalah, bagaimana sesungguhnya Yesus disalibkan.

“Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku” (Mazmur 22:17)

Firman dalam Injil tersebut ingin mengatakan bahwa Yesus mengalami penderitaan untuk menebus dosa-dosa manusia, dan merelakan tangan dan kakinya dipaku oleh tentara Pontius Pilatus (Gubernur Romawi ketika itu). Cerita tersebut dikuatkan dengan ditemukannya kayu salib tempat Kristus disiksa. Dikisahkan bahwa St. Helena, ibunda Kaisar Konstantin, melakukan perjalanan ke Yerusalem, dan menemukan relik kayu salib milik Kristus pada tahun 326 Masehi. Dalam penggalian ditemukan 3 buah kayu salib, namun St. Helena bingung untuk menentukan mana yang milik Kristus dan mana dua salib yang merupakan milik dua penjahat yang disalib bersama Yesus. Konon akhirnya ketiga salib tersebut dibaringkan disebelah seorang wanita yang sakit parah. Dua salib pertama tidak membawa akibat apa-apa pada wanita itu, dan pada salib yang bertuliskan INRI, mendadak wanita sakit itu sembuh seketika. Keyakinan bahwa Yesus memang dipaku di kayu salib, berdasarkan kisah tersebut, berawal karena ditemukannya beberapa bekas paku bersama penemuan kayu-kayu salib tersebut. Dokumen tertulis mengenai penemuan salib oleh St. Helena ini termaktub di dalam ‘Catecheses’ (P.G. XXXIII, 468, 686, 776), yang ditulis pada tahun 348 atau sekitar 20 tahun setelah salib ditemukan di Yerusalem.

Kita melihat (dan meyakini) bahwa Yesus dipaku pada telapak tangannya. Setidaknya, citra seperti inilah yang ditampilkan dalam film-film yang menceritakan kehidupan Yesus. Demikian juga pada salib-salib Kristus, selalu divisualisasikan bahwa paku itu ditancapkan persis di tengah-tengah telapak tangan Yesus, dan menembus kayu salib. Gereja menguatkan hal ini sebagai kebenaran kisah Kristus. Keyakinan ini bertahan selama ribuan tahun, hingga akhirnya…

“Paku-paku yang ditancapkan ke kedua tangannya sebenarnya menembus pergelangan tangannya, karena jika dipaku pada tangan tidak akan dapat menyangga tubuhnya” (Teori Dr. Pierre Barbet, dalam Bible Review edisi April 1989). Gagasan Barbet ini muncul dari hasil percobaannya melakukan penyaliban mayat, dengan mereplika kisah pemakuan telapak tangan Yesus. Dari beberapa kali percobaan, telapak tangan selalu robek karena tidak sanggup menahan bobot tubuh. Ia pun mempertanyakan kebenaran pemakuan pada telapak tangan Yesus, apalagi dikatakan dalam Injil Lukas 23:44 dan Matius 27:45-46, bahwa Yesus harus menahan bobot tubuhnya di tiang salib selama 3 jam. Percobaannya telah menyimpulkan secara ilmiah bahwa tubuh akan melorot dari salib, karena daging dan otot yang robek di telapak tangan yang dipaku, tidak akan kuat menahan berat tubuh.

Hasil percobaan ini mendukung penemuan jenazah orang Yahudi yang mati disalib pada era yang sama dengan kehidupan Yesus. Jenazah Yahudi itu ditemukan tahun 1968, bernama Yehokanan. Ditemukan lubang atau friksi bekas paku pada bagian pergelangan tangan, tepatnya di bagian radius dan ulna. Metode ini lazim dipergunakan tentara Romawi untuk menghukum penjahat, dengan cara yang sangat hina dan menyakitkan, karena dengan cara tersebut kematian akan datang dengan lambat, serta penuh penderitaan. Para sarjana percaya bahwa Yesus juga mengalami metode yang sama, yaitu dipaku pada bagian pergelangan tangan, bukan di telapak.

Sumber: www.oocities.com

Entah apa maksud Barbet melakukan percobaan ini. Apakah ia hanya ingin membuktikan secara ilmiah mengenai kebenaran metode penyaliban? Atau ia hanya ingin membuktikan kekeliruan yang selama ini ‘dipaksakan’ oleh otoritas gereja? Tentu saja serangan tersebut segera dibantah keras, dan kemudian banyak dilakukan percobaan-percobaan lain untuk mematahkan argumentasi Barbet tersebut. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Dr. Frederick Zugibe, dimana ia melakukan percobaan dengan menggunakan mayat, dan menyimpulkan bahwa jika dilakukan pada tempat yang tepat, yang ia sebut sebagai ‘Z Area’ dan Destot Space, pemakuan di telapak tangan dapat menahan bobot tubuh.

Tentu kita bertanya, mengapa begitu banyak keraguan terhadap ‘kebenaran’ yang dikabarkan? Apakah para sarjana ingin membuktikan bahwa ada konspirasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin mempertahankan status quo kekeliruan yang terlanjur diyakini oleh milyaran umat nasrani? Atau justru para sarjana dan pencari kebenaran hakiki itulah yang sedang berbuat culas kepada Kristen untuk menjatuhkan kredibilitas dan menggoyahkan keimanan umat terbesar di dunia ini? Kita tidak akan pernah tahu. Barangkali saat kedatangannya nanti di akhir zaman, Al Masih harus memberikan klarifikasi kepada umat yang tersisa, dengan terang benderang, mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya…

1 komentar:

  1. Plastic Dab Rig With Titanium nail - Titanium Arts
    The titanium razor head of the craft weighs a whopping 8,000. Its handle length is titanium max about babylisspro nano titanium 10 titanium ring cm. The tip and tip of the head of how much is titanium worth the craft are very well weighted.

    BalasHapus