Selasa, 15 Februari 2011

Mengapa Hitler Membunuh Yahudi?

A. Holocaust – Kisah Kelam Semitisme
Dalam propaganda Israel, terdapat enam juta orang Yahudi yang dibantai oleh Hitler dan pasukan SS Nazi selama Perang Dunia II. Mereka disekap di dalam kamp-kamp konsentrasi, dibiarkan kelaparan, dan dijadikan percobaan senjata gas pembunuh massal. Meskipun pada era sekarang jumlah enam juta itu dianggap hiperbola, namun bagaimanapun kisah ini benar adanya, terlepas dari berapa pastinya jumlah korban Yahudi yang sebenarnya. Tapi apa sebenarnya yang menggerakkan hati Hitler untuk melakukan pembunuhan itu? Dan mengapa ia begitu anti semit (anti Yahudi)? Bukankah banyak orang-orang Yahudi yang juga menjadi warga negara Jerman? Banyak yang meyakini bahwa jawabannya adalah: The Protocol of Zion alias Protokol Zionis yang menghebohkan itu.
B. Protocol of Zion
Protokol ini dipandang sebagai cara pandang bangsa Yahudi dalam pergaulannya di dunia internasional, yang mencakup segala bidang kehidupan, ekonomi, sosial, politik, hukum dan kemanusiaan. Protokol ini dianggap sangat provokatif, dan mengedepankan konspirasi demi kepentingan bangsa Yahudi. Dalam versi Mayer Armshell Rothschild, yang disusun tahun 1773 di Judenstrasse, Frankfurt, Jerman, dan kemudian dipublikasikan di Konferensi Zionis I di Swiss pada tahun 1897, dirilis 25 butir Protokol Zonis berikut ini :
1. Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.
2. Kebebasan politik sesungguhnya utopis. Walau begitu, Konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.
3. Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.
4. Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapa pun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik.
5. Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana.
6. Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial, kita harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkannya. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi.
7. Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Massa rakyat adalah buta dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku sebagai diktator. Inilah satu-satunya jalan.
8. Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah: Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.
9. Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga Konspirasi akan memperoleh manfaat besar tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya.
10. Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, Konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan yang sesuai dengan Konspirasi.
11. Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak utang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini.
12. Pemerintahan bentukan Konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi. Tidak bisa lain.
13. Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya.
14. Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, maka pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan dimata mereka.
15. Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan.
16. Penyusupan ke dalam jantung Freemason Eropa agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkannya. Pembentukan Bluemasonry akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya.
17. Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan.
18. Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu.
19. Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar.
20. Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak ada satu kekuatan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri.
21. Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan.
22. Meletuskan perang dan memberinya—menjual—senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin.
23. Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya.
24. Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.
25. Konspirasi akan menyalahgunakan undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya.
Terdapat pula versi lain dari Theodor Herzl yang disusun pada tahun 1895 di Bassel-Swiss, yang terdiri dari 24 butir. Sebagian besar isinya sama dengan vers Rothschild. Penegasan Herzl ada pada protokol ke 5 & 17: ‘Kita harus mencemarkan nama pendeta dan ulama’ ; protocol ke 14: ‘Diupayakan di dunia hanya ada satu agama, yaitu agama Yahudi’.
Banyak teoritikus beranggapan, jika protokol sesat ini yang menjadi alasan Hitler membunuhi Yahudi, maka dosa tersebut dapat ‘diampuni’, sebab Hitler berusaha untuk menghapus rencana konspirasi terbesar di muka bumi yang dapat membahayakan ras-ras yang ada, termasuk ras Arya, yang dipandang Hitler sebagai ras tertinggi di atas bumi. Tetapi tentu saja, tindakan Hitler tidak dapat dibenarkan sepenuhnya, karena bagaimanapun pada dirinya telah ada ambisi untuk menaklukkan dunia, dan ia telah membuktikannya, karena pada masa Nazi, pria yang justru bukan berasal dari kalangan militer ini, berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Eropa. Sesuatu yang belum pernah berhasil dicapai oleh dictator manapun sepanjang sejarah.
Tidak semua orang menganggap protokol itu benar dan asli. Para pendukungnya meyakini bahwa teks Protokol telah dimanipulasi dan merupakan jiplakan dari pamflet-pamflet satire abad ke-18. Pada tahun 1921, majalah Times mempublikasikan tulisan-tulisan yang menuduh bahwa isi teks Protokol dipalsukan. Mereka menyebutkan bahwa teks Protokol merupakan jiplakan dari buku Maurice Joly, Dialog Aux Enfers Entre Montesquie et Machiavel (Dialog di Neraka antara Montesquie dan Machiavelli) pada abad 19.

Sabtu, 12 Februari 2011

Konspirasi Pembunuhan Paus Yohanes Paulus I

A. Death of The Smiling Pope
Inilah masa kepausan Vatikan yang tersingkat sepanjang sejarah Vatikan. Paus Yohanes Paulus I, yang bernama asli Albino Luciani, hanya mengecap kekuasaan tertinggi umat katolik selama 5 hari sejak penobatannya, tanggal 23 September 1978. Jika ditarik rentang waktu ketika ia terpilih, maka terdapat 33 hari dari mulai terpilih hingga kematiannya. Dunia menjadi heboh dengan kematian mendadak paus yang terkenal dengan senyumannya ini. Rumor pun merebak menyikapi kematian yang tak wajar. Ketegasan dan program-program menantang arus yang diusungnya rupanya membuat gelisah para lawan-lawan politiknya, dan lawan itu diduga justru berasal dari dalam lingkaran Vatikan sendiri.

B. Kronologis-Kronologis Yang Membingungkan
Banyak keterangan yang muncul dari berbagai saksi yang saling bertentangan satu sama lain.
  • Waktu kematian: Ada yang menyebutkan pukul 04.30 pagi di ruang tidurnya yang ditemukan oleh suster Vincenza. Dan keterangan lain membantah dengan mengatakan bahwa waktu yang tepat adalah 05.30 pagi dimana ketika itu Bapa John Magee menemukannya. Belakangan teori tentang Magee ini dibantah oleh Kardinal Villot, bahwa yang menemukan jenazah adalah suster Vincenza. Berita ini sengaja dibelokkan untuk menutupi kenyataan bahwa seorang wanita telah memasuki kamar paus.
  • Tanda-tanda menjelang ajal: Satu saksi mengatakan bahwa paus telah merasakan sakit pada malam sebelumnya. Satu saksi lagi mengatakan bahwa paus masih dalam keadaan sehat, dan dengan riang masih berbicara dengan para stafnya. Tidak ada gejala sakit yang tampak pada dirinya.
  • Penyebab kematian: Satu saksi mengatakan karena serangan jantung. Ada isu lain yang mengatakan justru Paus berusaha bunuh diri dengan mengkonsumsi Effortil (obat jantung) secara over dosis. Pernyataan ini ditegaskan oleh Jean Marie Villiot, seorang Kardinal Pemimpin di Vatikan.
  • Rumor mengatakan bahwa Vatikan melarang dilakukannya otopsi terhadap jenazah paus yang mencurigakan.
C. Bukti-Bukti Yang Lenyap (Atau Dilenyapkan?)
Polisi kebingunan dengan keterangan dari para saksi yang simpang siur. Polisi butuh bukti-bukti untuk menguatkan informasi mengenai sebab-sebab kematian yang diasumsikan tidak wajar ini. Jika benar Paus telah over dosis memakai obat jantung, kemana bukti botolnya? Polisi pun dibuat bingung dengan hilangnya barang-barang ‘sepele’ yang dapat dijadikan petunjuk penting, seperti hilangnya sandal dan kacamata sang paus. Para penganut teori konspirasi meyakini bahwa bukti-bukti itu sengaja dilenyapkan seseorang karena terdapat bekas-bekas muntahan paus akibat racun. Kecurigaan ini muncul dari ekspresi kesakitan teramat sangat di wajah Paus ketika meregang nyawa .

D. Enemies Within!
Meskipun banyak orang menyayangkan kematian paus yang terkenal ramah dan banyak senyum ini, namun kecurigaan terlanjur membesar. Orang pun mulai merangkai peristiwa demi peristiwa yang mendului sepak terjang Paus di Vatikan. Meskipun kekuasaan Paus adalah absolut, tetapi bukan berarti lawan-lawannya di dalam lingkungan yang sama bisa diam begitu saja melihat gebrakan-gebarak kontroversial (dalam ukuran main stream Vatikan ketika itu) yang dilakukan Paus Yohanes Paulus I dalam masa kepemimpinannya yang seumur jagung.
  • Paus dianggap telah menghapus tradisi kuno Vatikan yang telah berlangsung berabad-abad, yaitu ritual pemahkotaan kuno. Ia menolak mengenakan jubah dan mahkota kepausan ketika penobatannya, padahal tradisi ini telah menjadi ritual wajib di Vatikan yang
  • Ia merupakan Paus pertama yang mendobrak tradisi penamaan paus dengan satu nama Rasul. Ia menggunakan sekaligus nama ‘Yohanes’ dan ‘Paulus’ pada saat bersamaan untuk menamakan dirinya sebagai Paus.
  • Ia bertekad untuk membersihkan Vatikan dari pengaruh Mafia, yang sempat dijalin oleh paus sebelum dirinya. Hubungan dengan Mafia ini telah mencoreng kesucian Vatikan karena telah ‘melegalisasi’ uang haram milik Mafia.
  • Ia berjanji akan mengusut penyelewengan yang terjadi pada bank Vatikan yang penuh KKN di dalamnya.
  • Lalu ada pula rumor bahwa ia akan menghapus keberadaan ordo Jesuit yang telah sangat lama menjadi bagian kekristenan.

Kamis, 03 Februari 2011

Valentine's Day: Perayaan para Berhala

A. Perspektif Umum

Tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya, kuntum mawar, manisnya coklat dan lucunya boneka mewarnai hampir setiap sudut pusat keramaian. Restoran, hotel, mall, cafĂ©, semua berbenah dan menutupi tubuhnya dengan warna merah, memamerkan romantisme bulan Pebruari. Hari itu dinamakan sebagai Valentine’s day, hari perayaan cinta seluruh dunia. Pasangan, pacar, sahabat, orang tua, anak, semua berlomba untuk menunjukkan betapa sayangnya mereka kepada orang-orang terkasih. Dan yang paling ekstrim adalah, penyerahan sepenuh jiwa dan raga kepada pasangan jiwa di hari valentine, atas nama cinta…Tapi tahukah kita, bagaimana sejarah valentine bermula?

B. Sejarah Gelap Valentine

Ilustrasi perayaan Lupercalia, dimana kaum lelaki mengikuti Dewa Lupercus, berpakaian kulit domba, dan membawa cambuk kulit binatang untuk melecuti perempuan yang ditemuinya sepanjang perjalanan dari Juno-Lupa’s Cave ke kota Roma. Cambukan itu dipercaya akan memberikan kesuburan bagi para wanita. (Sumber: www.mythicjourneys.org)

Bermula dari ritual paganisme (penyembahan berhala) hingga kepada pengadopsian yang dilakukan oleh gereja Katolik, sampai dengan proses asimilasinya dengan keyakinan dan adat istiadat masyarakat secara luas. Rangkaian panjang itulah yang membentuk Valentine yang kita kenal sekarang. Pemujaan dan perdebatan saling mengisi di dalam proses tersebut.

Alkisah, pada masa pra Kristen, setiap tanggal 13 dan 14 Pebruari dipersembahkan kepada Dewi Cinta Romawi kuno, Juno Februata. Puncak perayaan bulan cinta dan kesuburan adalah pada tanggal 15 Pebruari, yaitu Feast of Lupercalia, yaitu festival penghormatan kepada Dewa Lupercus, sang dewa yang berpakaian kulit kambing, yang hanya menutupi setengah luas tubuhnya. Pada perayaan ini para pendeta akan mempersembahkan korban kambing untuk sang dewa. Kemudian mereka meminum anggur sambil berlari-lari di sepanjang jalan di kota Roma, yang dimulai dari Juno-Lupas Cave mengelilingi Bukit Palatine. Mereka membawa potongan-potongan kulit domba atau kambing untuk disentuhkan kepada para wanita yang berebutan untuk bisa terkena kulit domba tersebut, agar mereka mendapatkan tuah cinta dan kesuburan dari Dewa Lupercus dan Juno Februata. Pada perayaan ini dilakukan undian seks, yaitu dengan memasukkan gulungan kertas yang berisi nama-nama wanita Roma ke dalam sebuah kotak, untuk kemudian diundi. Nama wanita yang keluar lalu dijadikan pasangan kencan satu malam oleh para lelaki Roma.

Yang paling mengerikan adalah ritual yang kemudian dilakukan oleh pasangan-pasangan itu, adalah para lelakinya melecuti para perempuan dengan kulit binatang! Dan ini bukan merupakan siksaan, sebab keduanya memang saling menginginkannya. Ritual ini mereka yakini akan meningkatkan kesuburan dan kecantikan si wanita itu sendiri. Dan lecutan perih itu tidak hanya dilakukan sekali saja, namun terus berlangsung selama upacara berjalan. Dan para wanita saling menjerit di antara kesakitan dan gairahnya untuk terus menerus disambar oleh cambuk kulit binatang itu, sebab semakin banyak lecutan yang mereka terima, maka semakin subur dan semakin cantiklah mereka nantinya.

Asimilasi perayaan berhala ini terjadi beberapa abad kemudian. Pada abad ketiga, Kaisar Claudius II memerintahkan kepada para pemuda dan tentaranya untuk tidak menikah, karena dianggap akan melemahkan mental prajurit yang pada masa itu sedang berperang dengan para musuh negara. Akibat dari pelarangan ini, maka banyak pemuda diam-diam pergi menemui Santo Valentinus, untuk mendapatkan sakramen pernikahan. Namun sayangnya prosesi itu akhirnya diketahui sang raja lalim. Ia murka, dan menangkap St. Valentine dan mengirimnya ke penjara. Beberapa orang yang iba melihat sang santo, melemparkan surat dan bunga ke balik jendela sel, sebagai tanda simpati. Dan akhirnya pada tanggal 14 Pebruari 269 M, sang Santo pun dieksekusi mati.

Sebagai agama baru, Kristen ketika itu berusaha mengambil hati masyarakat Roma, dengan mengadopsi perayaan Lupercalia, sebagai hari penghormatan terhadap St. Valentinus. Sebagai pengganti lecutan pada tubuh wanita, gereja menggantinya dengan pengiriman surat dan pernyataan cinta dari laki-laki kepada wanita. Dan sejak itu perayaan Lupercalia kepada berhala, berubah menjadi perayaan Valentine oleh gereja. Perubahan drastis dilakukan penguasa gereja pada tahun 1969, dimana sejak tahun tersebut, perayaan valentine dihilangkan dari acara gerejawi, karena dianggap sebagai penguatan terhadap ajaran berhala, dan terlebih terdapat ketidakjelasan mengenai siapa sosok santo Valentine sesungguhnya, karena pada masa itu terdapat empat martir yang bernama sama, dan terdapat beberapa makam yang sama-sama diklaim sebagai makam St.Valentine.

C. Pembelaan Kaum Sekuler

Modernisasi yang diusung para konspirator sekuler dan liberalis justru tidak mengambil jalan yang sama dengan gereja. Mereka justru menjadikan valentine sebagai perayaan tahunan berkedok kasih sayang. Terjadi pembenaran-pembenaran yang sesat, bahwa yang dirayakan adalah perasaan kasih sesama, dan bukan kepada sejarah berhalanya. Dan alhasil, hari valentine yang kita ketahui saat ini berubah menjadi perayaan hura-hura, momentum melepas keperawanan dan melakukan seks bebas dengan pasangan, sama seperti sejarah gelap Lupercalia itu sendiri. Valentine menjadi sebuah tanggal dimana kamar-kamar hotel penuh, dan penjualan kondom meningkat tajam…

Tangan Zionis Mencemari Alkitab

Tahukah kita bahwa kitab Perjanjian Baru yang dibaca dan diyakini sebagai ‘kabar baik dari Tuhan’ adalah hasil revisi paling akhir dari para sarjana pada tahun 1971, dengan nama Revised King James?

A. Fakta Yang Terabaikan

Injil Katolik Roma pertama kali diterbitkan di Rheims pada tahun 1582, dan kemudian direproduksi kembali di Douay pada tahun 1609. Versi Katolik ini merupakan yang tertua yang masih dapat dibeli hingga saat ini. Orang-orang Protestan mengkritik ‘kelancangan’ Injil Katolik Roma yang telah menambahkan 7 kitab yang kebenarannya diragukan, padahal telah ada larangan keras dalam injil untuk tidak menambahkan atau mengurangi pada perkataan Tuhan:

“…jika seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini” (Wahyu, 22:18-19).

Sementara itu versi Injil Protestan sendiri yang telah diotorisasi diterbitkan pada tahun 1611, dan kemudian direvisi kembali pada tahun 1881 (RV: Revised Version), direvisi kembali tahun 1952 (RSV: Revised Standard Version), dan direvisi kembali tahun 1971 (tetap dengan nama RSV). Versi 1971 diklaim sebagai versi terbaik dari para sarjana termahsyur.

‘...para sarjana termahsyur’. Disinilah kemudian muncul pertanyaan besar dari para pengkritik Perjanjian Baru, bahwa ada persekongkolan dari raja dan gereja untuk ‘mengedit’ perkataan Tuhan. Terlebih lagi hingga saat ini tidak dapat dipastikan siapakah penulis Injil sebenarnya, sebab jika dikatakan bahwa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes adalah penulisnya, mengapa di dalam Injil ‘karangan’ mereka selalu disebutkan ‘injil menurut….’?

Apalagi jika Injil dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena firman dari Tuhan dalam Injil dituliskan dalam kata ganti orang ketiga, yang menegaskan bahwa ada orang lain yang menceritakan perkataan Tuhan tersebut. Dan pertanyaan lain adalah, jika Yesus sendiri yang menuliskan atau mengabarkan Injil, mengapa tidak ditulis sebagai: ‘injil menurut Yesus’?

B. Kesalahan-Kesalahan yang Menguatkan

Para pengkritik Injil justru datang dari para sarjana yang berlatar belakang Kristen. Rasa haus mereka untuk menggali kebenaran Kristus menggerakkan mereka untuk mencoba membuktikan apakah ‘kabar baik’ yang mereka baca saat ini adalah kebenaran sejarah atau hanya sekedar dongeng yang ditulis oleh sekelompok orang dengan kepentingan-kepentingan tersembunyi untuk menyesatkan manusia.

Menurut pengkritik Injil, akibat campur tangan dan subjektivitas serta tekanan-tekanan yang dirasakan dari penguasa, maka tulisan tangan manusia terhadap Injil mengakibatkan telah terjadi sedikitnya 50.000 kesalahan dan pertentangan isi di dalam Injil[1], yang memuat 5 Injil, termasuk Kisah-Kisah Rasul, dan 22 surat kiriman Paulus (14 surat merupakan tulisan Paulus sendiri).

Menurut Matius I:1-16 silsilah Yesus sampai ke Abraham ada 42, generasi, sedangkan menurut Lukas 3:23-34, ada 55. Tentu hanya satu yang benar (atau dua-duanya salah). Mengapa Matius tidak mengabarkan tentang kenaikan Yesus? Menurut Matius 5:17 dan Galatia 3:13, Yesus tidak datang untuk membatalkan Taurat Musa, tetapi mengapa di Rum 4:15 dikatakan ‘Taurat Musa itu mendatangkan murka, siapa yang melakukan hukumnya, tidak dibenarkan’. Banyak lagi pertentangan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam Perjanjian Baru, yang kemudian menjadi alasan pengkritik Injil mengatakan bahwa ‘ada semacam kesepakatan rahasia untuk menyesatkan umat manusia’.

C. Iman Yang Menyelamatkan

“Akhirnya hendaklah kamu kuat dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat melawan tipu daya iblis” (Efesus 6:10-11).

Orang Kristen harus meyakini bahwa iblis menginspirasi manusia untuk meragukan firman Tuhan di dalam Alkitab. Keraguan dan penyelidikan kebenaran dan keaslian Injil dianggap sebagai perbuatan yang terinspirasi bisikan iblis. Firman Tuhan dalam Alkitab merupakan ‘pedang roh’ bagi umat Kristiani. Nas : Ef 6:17 menuliskan: "Pedang Roh" adalah senjata orang percaya untuk menyerang dalam peperangan melawan kuasa kejahatan. Iblis akan berusaha sedapat-dapatnya untuk merobohkan atau menghancurkan keyakinan orang Kristen akan pedang itu, yaitu "firman Allah". Gereja harus mempertahankan Alkitab yang terilhamkan terhadap aneka pernyataan bahwa Alkitab bukan Firman Allah dalam segala hal yang diajarkannya. Meninggalkan sikap Kristus dan para rasul terhadap Firman Allah yang diilhamkan berarti menghancurkan kuasanya untuk menegur atau membetulkan, untuk menebus, menyembuhkan, mengusir setan, dan mengatasi segala kejahatan. Menyangkal bahwa kebenaran Alkitab dapat diandalkan dalam segala yang diajarkannya berarti menyerahkan diri kepada Iblis.

Intinya adalah, Injil harus diyakini dengan keimanan total, dan tidak boleh ada ruang bagi pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap kesahihan isi di dalamnya. Sehingga hal ini menjadi jawaban dan pembenaran atas tertutupnya kemungkinan bagi para kristikus untuk menggugat kebenaran firman Tuhan di dalam Injil. Iman menjadi perisai Kristen untuk menjawab keraguan di dalam Injil. Pertentangan-pertentangan isi didalamnya, dianggap sebagai ‘hanya perbedaan cara para Rasul melihat sebuah peristiwa’.



[1] Artikel dalam ‘Awake’, vol.XXXVII, Brooklyn, 8 September 1957

Perendahan Ayat-Ayat Musa

A. Perspektif Agama
Selepas membawa bani Israil (Yahudi) keluar dari Mesir, dimana ketika itu Firaun dan tentaranya ditenggelamkan oleh Allah di Laut Merah, Musa dijanjikan sebuah kitab suci oleh Allah. Setelah 40 hari berada di Bukit Tursina, Allah menepati janji-Nya, dengan menurunkan 10 firman-Nya yang tertulis di atas luh , yang kemudian terkenal sebagai the Ten Commandement atau 10 Perintah Tuhan.
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada kepingan-kepingan batu Luh bermacam-macam petunjuk dan pelajaran, untuk segala macam pokok-pokok syari’at, lalu Kami berfirman kepadanya,’Peganglah semuanya dengan teguh, dan suruhlah kaummu untuk melaksanakannya, karena ia adalah pokok syari’at yang sebaik-baiknya…” (QS.Al-A’raf:145).
Isi pokok dalam Taurat (10 Perintah Tuhan):
1. Akulah Tuhanmu, Allahmu. Jangan ada padamu Tuhan selain Aku.
2. Jangan membuat bagimu patung (sembahan) yang menyerupai apapun.
3. Jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat
5. Hormatilah ayah ibumu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah
8. Jangan mencuri.
9. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini (mengambil) milik sesamamu (yang bukan hak).
Terdapat benang merah yang sama dalam prosesi turunnya Taurat kepada Musa a.s, di antara tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam. Demikian pula dalam hal isi dari Taurat itu sendiri. Dalam tradisi Kristen, isi Taurat dikenal dengan istilah Perjanjian Lama, yang kemudian menjadi bagian dari Perjanjian Baru, yang sama-sama diyakini oleh pemeluknya. Namun secara tradisi, Taurat merupakan kitab suci milik umat Yahudi, yang dinamakan sebagai Torah. Torah atau Perjanjian Lama terdiri dari lima kitab Musa, yang disebut sebagai Peutantech.
B. Konspirasi Rabbi Yahudi Merendahkan Taurat
Orang Yahudi percaya bahwa Taurat merupakan hukum tertulis yang langsung diberikan Tuhan kepada Musa. Meskipun tidak pernah disinggung dalam Injil dan Al-Quran, umat Yahudi kemudian mempercayai bahwa Musa juga menerima wahyu lisan (undang-undang lisan) dari Tuhan di Bukit Tursina. Wahyu-wahyu lisan inilah yang kemudian disebut sebagai Talmud.
Rabbi-rabbi Yahudi, dengan inspirasi setan, kemudian menulis sendiri materi-materi di dalam kitab Talmud, dan memaksa umat Yahudi untuk mempercayai bahwa Talmud merupakan wahyu lisan dari Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada umat. Bahkan dalam banyak hal, Talmud memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan wahyu Tuhan dalam Torah. Ayat-ayat Musa dikerdilkan keutamaannya oleh penguasa umat Yahudi yang bersikeras untuk menjadikan Talmud sebagai kitab suci, meskipun hanya Yahudi sajalah yang mengisahkannya.
Rabbi Roski dalam Erubin Volume 216 menulis,
“Jadikan perhatianmu kepada ucapan-ucapan para Rabbi (Talmud) melebihi perhatianmu kepada Syari’at Musa (Taurat)”.
Kitab Shagijan pun menulis, “……Tak ada ampun bagi siapa saja yang meninggalkan Talmud dan hanya mempelajari Taurat, karena ajaran para Rabbi lebih utama dari ajaran Musa.”
Konspirasi para rabbi Yahudi ini menjadi hukum yang harus dipatuhi oleh setiap orang Yahudi. Tak heran jika kemudian isi dalam Talmud dibuat sesuka hati, dan justru bertentangan dengan kemuliaan sejati dalam 10 Perintah Tuhan (Taurat).
- “Jika dua orang Yahudi menipu orang non Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya” (Choschen Ham 183, 7). Perkataan dalam Talmud ini terang-terangan menentang larangan Taurat untuk tidak mengambil yang bukan menjadi haknya.
- “Terhadap seorang non Yahudi, tidak menjadikan orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan sesama orang Yahudi, yaitu isteri seorang Yahudi, isteri non Yahudi tidak termasuk” (Talmud IV/4/52b). Ayat ini bertentangan dengan larangan Taurat untuk berzinah.
- “Bilamana seorang dewasa bersetubuh dengan seorang anak perempuan tidak ada dosanya”
- “Seorang rabbi ditanya, ‘Apakah anggur yang dicuri di Pumbeditha boleh diminum, atau anggur itu sudah dianggap najis, karena pencurinya adalah orang kafir’. Rabbi itu menjawab, ‘Tidak perlu diperdulikan, anggur itu tetap halal bagi orang Yahudi karena mayoritas pencuri yang ada di Pumbeditha adalah orang-orang Yahudi’” (Abodah Zarah, 70 a, dan Kitab Gemara Rosh Hashanah 25b). Dengan berani ayat Talmud ini mengebiri perintah larangan bagi orang-orang Yahudi untuk mencuri.
- “Seorang Yahudi diperbolehkan memperkosa, menipu, dan bersumpah palsu, asal jangan dirinya diketahui sehingga bangsa Israil tidak akan menderita” (Sculchan Aruch , Jore Dia., 225L). Ayat ini secara frontal mengajak umatnya untuk melanggar 3 larangan Taurat untuk tidak berzinah, mengambil hak orang lain, dan bersaksi palsu.
Kegelapan dalam ajaran-ajaran hitam Talmud inilah yang menjadi isnpirasi bagi bangsa Zionis Yahudi untuk melakukan penindasan terhadap umat-umat non Yahudi, karena tidak ada golongan manusia selain bangsa Yahudi. Kitab Talmud, dianggap sebagai produk persekutuan manusia dan iblis yang paling hitam sepanjang sejarah manusia. Dan konspirasi hitam pada rabbi sesat ini masih berlangsung hingga hari ini…
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b, hal. 78 dan Jebhammoth, 61a).